UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL 70% SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr. & L.M. Perry) TERHADAP Staphylococcus epidermidis DAN Malassezia furfur

Infeksi pada kulit seperti panu dan jerawat merupakan penyebab utama penyakit di daerah tropis seperti Indonesia. Tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & L.M.Perry) merupakan tumbuhan obat potensial asal Papua yang terbukti secara empiris berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Ekstrak etanol 70% sarang semut mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin, triterpenoid, kuinon dan saponin. Ekstrak etanol 70% diperoleh dengan menggunakan metode maserasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol 70% sarang semut terhadap Staphylococcus epidermidis dan Malassezia furfur menggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi 1,6%; 3,2%; 6,4% dan 12,8%. Pengujian dengan metode dilusi cair dan dilusi padat untuk mengetahui nilai KHM dan KBM ekstrak. Hasil pengujian antimikroba menujukkan bahwa ekstrak etanol 70% sarang semut dengan konsentrasi ekstrak 1,6%; 3,2%; 6,4% dan 12,8% memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dengan zona hambat berturut-urut sebesar 11,80 mm; 14,56 mm; 17,04 mm dan 19,81 mm. Hasil uji KHM dan KBM pada konsentrasi 0,4% menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Hasil penelitian ekstrak etanol 70% sarang semut memiliki sifat bakteriosida terhadap Staphylococcus epidermidis, namun tidak dapat menghambat pertumbuhan Malassezia furfur.