EVALUASI EFEKTIVAS OBAT ANTIEMETIKA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA PASCA KEMOTERAPI DI RS PERSAHABATAN

Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Salah satu cara penanganan kanker adalah dengan melakukan kemoterapi. Salah satu cara penanganan kanker adalah dengan melakukan kemoterapi. Mual dan muntah adalah dua efek samping kemoterapi kanker yang serius dan terkait. Penelitian bertujuan untuk mengetahui demografi pasien kanker payudara, efektivitas antiemetik post medikasi dan mengetahui hubungan antar variabel pada efektivitas antiemetik pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RS Persahabatan. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan mengumpulkan data pasien kanker payudara 1 Juli – 31 Desember 2024. Sampel yang digunakan sebanyak 35 pasien. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah pasien berdasar demografi yang paling banyak berusia 36-45 tahun dan 46-55 tahun (31.4%), stadium kanker paling banyak yaitu stadium 3 (77.15 %) dengan siklus terbanyak yang dijalani 4 siklus pada 10 orang pasien (28,6%), jenis kemoterapi terbanyak yaitu kemoterapi kombinasi oleh 20 pasien (57.2%), regimen kemoterapi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi Adriomisin-Cyclofospamid-Taksan (Paklitaxel/Dosetaksel) (ACT) sebanyak 18 pasien (51.5%), dari 113 siklus yang dijalani oleh 35 pasien kanker payudara yang mendapatkan regimen kemoterapi dengan postmedikasi antiemetik kombinasi ondansetron dengan deksametason menunjukkan bahwa efektivitas antiemetik premedikasi kemoterapi pada efek mual yaitu 96,6%, pada efek muntah 100 %, pada efek mual dan muntah 95,6% dan tidak mual muntah 92,03%. Hasil statistik menunjukkan bahwa hubungan antar variabel pada efektivitas antiemetik pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di Persahabatan dan variabel yang berpengaruh adalah siklus kemoterapi.