Hubungan Polifarmasi Dan Potensi Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Puskesmas Kelurahan Cipayung

Banyaknya jumlah obat yang dikonsumsi (polifarmasi) memiliki kecenderungan untuk meningkatkan risiko gangguan kesehatan bagi pasien dan cenderung mendorong terjadinya kejadian interaksi obat terutama pada pasien-pasien yang memiliki penyakit kronis seperti hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan polifarmasi dan interaksi obat pada pasien yang mendapat obat antihipertensi di Puskesmas Kelurahan Cipayung Periode Juli-Desember 2022. Jenis penelitian ini adalah cross sectional secara deskriptif analitik dengan menggunakan data rekam medis dengan jumlah sampel sebanyak 320 yang kemudian dianalisis kejadian interaksi obat berdasarkan Stockley’s Drug Interaction 2013 dan pada situs medscape.com. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 320 sampel yang dianalisis didapatkan 107 kejadian (33,44%) yang mengalami potensi interaksi obat dengan kejadian polifarmasi sebanyak 160 kejadian. Pola mekanisme terbanyak yaitu farmakokinetik (51,25%) dengan tingkat keparahan terbanyak minor (45,63%). Data menunjukan terdapat hubungan bermakna dengan hasil (p-value <0,000) dan dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan polifarmasi dengan interaksi obat pasien yang mendapat obat antihipertensi.