Kajian Potensi Interaksi Obat Resep Polifarmasi Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Periode Oktober – Desember 2022.

Penyakit hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi didunia. Pada penyakit hipertensi dapat dilakukan pengobatan dengan terapi farmakologi jika terapi non farmakologi gagal memberikan efek yang diharapkan. Terapi farmakologi yang digunakan polifarmasi dengan pemberian satu atau lebih macam obat. Pemberian kombinasi obat dapat memicu terjadinya interaksi obat. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran karakteristik jenis kelamin, usia, polifarmasi jumlah obat dalam resep, mekanisme terjadinya potensi interaksi obat, dan klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan pasien. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengambilan data secara retrospektif didasarkan pada resep pengobatan pasien diagnosa hipertensi. Jumlah sampel yang diambil 116 resep yang memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis secara deksriptif menggunakan aplikasi Drugs.com, Medscape dan secara manual dengan Stockley’s Drugs Interaction. Hasil penelitian didapat gambaran berdasarkan demografi jenis kelamin 59,5% perempuan dan 40,5% laki-laki, pada demografi usia ≥ 60 tahun dengan posisi tertinggi sebesar 58,6%. Jumlah obat dalam peresepan paling sering ialah 5 obat sebanyak 41,3%. Potensi interaksi obat sebesar 86,2% dan tanpa interaksi 13,8% dengan mekanisme farmakodinamik 75,9%, dan farmakokinetik 12,9%. Berdasarkan tingkat keparahan mayor 25%, moderat 59,5%, dan minor 15,5%.