Potensi Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di RS. Aulia Jagakarsa Periode Juli - Desember 2022

Penyakit hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi didunia. Pada penyakit hipertensi dapat dilakukan pengobatan dengan terapi farmakologi jika terapi non farmakologi gagal memberikan efek yang diharapkan. Terapi farmakologi digunakan dengan pemberian satu atau lebih macam obat. Pemberian kombinasi obat dapat memicu interaksi obat yang berakibat perubahan efek obat. Pengambilan data secara retrospektif didasarkan pada resep pengobatan pasien diagnosa hipertensi. Jumlah sampel yang diambil 96 resep yang memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis secara deksriptif menggunakan aplikasi Drugs.com, Medscape dan secara manual dengan Stockley’s Drugs Interaction. Didapat data demografi jenis kelamin 54,17% perempuan dan 45,83% laki-laki, pada demografi usia 56-65 tahun dengan posisi tertinggi sebesar 37,5%. Obat hipertensi terbanyak yang digunakan ialah candesartan sebanyak 30,04%. Jumlah obat dalam peresepan paling sering ialah 6 obat sebanyak 32,29%. Terjadi interaksi obat sebesar 83,33% dan tanpa interaksi 16,67% dengan mekanisme farmakodinamik 79,26%, dan farmakokinetik 14,29%. Berdasarkan tingkat keparahan mayor 11,52%, moderate 81,11%, dan minor 7,37%.