Analisis Penggunaan Antibiotik Dengan Metode ATC/DDD Dan DU90% Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Daerah Pasar Rebo Periode Oktober-Desember Tahun 2024

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat memicu resistensi antimikroba sehinggamenurunkan efektivitas terapi. Rumah sakit menjadi salah satu fasilitas dengantingkat konsumsi antibiotik tinggi sehingga evaluasi penggunaan sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pasien pengguna antibiotik, jenis antibiotik yang sering diresepkan, serta pola penggunaannya secara kuantitatif dengan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) dan Drug Utilization 90% (DU90%) di RSUD Pasar Rebo periode Oktober–Desember 2024. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif retrospektif berdasarkan rekam medis pasien rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan kelompokusia terbanyak pengguna antibiotik adalah 56–65 tahun (28,7%), dengan proporsi laki-laki 54,1% dan perempuan 45,9%. Berdasarkan lama rawat inap, sebagianbesar pasien berada pada kategori rawat inap pendek (≤3 hari) sebesar 46,6%. Ceftriaxoneinjeksi menjadi antibiotik yang paling banyak diresepkan (25,2%), dengan sediaanvial sebagai bentuk dominan (46,37%). Golongan sefalosporin generasi III mendominasi penggunaan dengan total 48,79%. Analisis ATC/DDD memperlihatkan cefixime 200 mg kapsul memiliki nilai DDD/100 hari rawat inap tertinggi (19,4). Hasil DU90% menunjukkan 14jenisantibiotik menyumbang 89,86% penggunaan, dengan kontribusi terbesar dari cefixime 200 mg kapsul (26,13%), ceftriaxone injeksi 1 g (21,60%), dan levofloxacin500 mg tablet (8,15%). Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan antibiotikdi RSUD Pasar Rebo masih didominasi sefalosporin generasi III, sehingga diperlukanevaluasi rasionalitas melalui audit resep dan program pengendalian antimikroba.