GAMBARAN POLA TERAPI ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DEWASA RAWAT INAP RUMAH SAKIT PERIODE TAHUN 2019 – 2020 DI RSHD KOTA BENGKULU

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi. Penularan penyakit ini dapat melalui feses (kotoran manusia), fly (lalat), food (makanan), fecal (mulut), finger (tangan) yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella typhi. Penelitian ini termasuk penelitian jenis non-eksperimental dengan metode deskriptif serta pengumpulan data yang dilakukan secara retrospektif. Sampel yang diambil sebanyak 56 pasien demam tifoid dewasa. Hasil penelitian ini didapatkan demografi pasien demam tifoid tertinggi pada usia 26-35 tahun yakni total ada 25 kasus (44,6%) dengan jenis kelamin laki-laki jumlah 15 pasien (40,54%) dan perempuan 10 pasien (52,63%) dengan gejala klinis tertinggi yaitu gejala demam, mual dan muntah ada 56 kasus (100%). Pola terapi obat yang paling banyak digunakan yaitu AnalgetikAntipiretik, Antibiotik, Infus dan Antiulserasi ada 56kasus (100%). Untuk hasil antibiotik yang paling banyak digunakan yaitu seftriaksone sebanyak 49 kasus (87,50%). Hasil data penelitian ketepatan dan kerasionalan antibiotik menurut peraturan MenKes no. 364/MenKes/SK/V/2006 & panduan praktik klinik 2014 tentang panduan pedoman pengendalian demam tifoid didapatkan tepat pasien sebanyak 56 kasus (100%), tepat indikasi sebanyak 56 kasus (100%), tepat obat sebanyak 49 kasus (87,50%), tepat dosis sebanyak 49 kasus (87,50%), tepat lama pemakaian sebanyak 49 kasus (87,50%), dan tepat cara pemberian sebanyak 49 kasus (87,50%).