POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIPSIKOSIS PADA PASIEN SKIZOPRENIA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS CISOKA DAN PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2017

Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Salah satu penanganan skizofrenia adalah dengan memberikan antipsikotik untuk mencegah gejala yang timbul. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola penggunaan antipsikotik pada pasien skizofrenia rawat jalan di Puskesmas Cisoka dan Puskesmas Pagedangan Kabupaten Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional jenis studi deskriftif dengan melihat data sekunder dari rekam medis pasien skizofrenia rawat jalan. Penelitian ini dilakukan pada 160 rekam medis pasien periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 yang menerima pengobatan antipsikotik dan di analisis secara deskriftif. Pasien skizofrenia rawat jalan di Puskesmas Cisoka terbanyak berusia 15 – 45 tahun sebesar 86.99%, 65.85 % berjenis kelamin lakilaki, dan mempunyai gejala positif 96.96% sedangkan di Puskesmas Pagedangan terbanyak berusia 15 – 45 tahun sebesar 78.38%, 62.16% berjenis kelamin lakilaki, dan mempunyai gejala positif 98.51%. Antipsikotik terbanyak di Puskesmas Pagedangan antipsikotik tipikal 68.66% (Haloperidol 68.66%), dan di Puskesmas Cisoka antipsikotik kombinasi 82.69% (Haloperidol+Risperidon 48.93%). Obat penunjang terbanyak yang digunakan Triheksiphenidil di Puskesmas Cisoka 91.07% dan di Puskesmas Pagedangan 82.09%. Regimentasi dosis antipsikotik tipikal terbanyak di Puskesmas Cisoka Haloperidol 3x5mg 5.54%, di Puskesmas Pagedangan Haloperidol 2x5mg 29.85%. Antipsikotik atipikal terbanyak flufenazin dekanoat 25mg/mL 1 ampul per bulan di Puskesmas Cisoka 4.28% dan Puskesmas Pagedangan 17.91%. Antipsikotik kombinasi terbanyak Tipikal+Atipikal di Puskesmas Cisoka (Haloperidol 3x2.5mg 31.43% + Risperidon 2x2mg 37.67%), di Puskesmas Pagedangan (Klorpromazin 1x100mg 4.48% + Risperidon 2x2mg 4.48%).