Studi Penggunaan dan Potensi Interaksi Obat Kortikosteroid Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode September 2018

Terapi kortikosteroid tidak bersifat kuratif dan jarang diindikasikan sebagai terapi primer, tapi lebih sebagai terapi suportif yang digunakan untuk penunjang dengan terapi lain yang diindikasikan yang dapat mengakibatkan meningkatnya kejadian interaksi obat dan efek samping yang tidak diinginkan. Penelitian berupa observasional melihat data 310 pasien rawat jalan. Desain yang digunakan adalah Cross Sectional dengan metode random sampling. Hasil penelitian menunjukkan Perbandingan pasien berjenis kelamin perempuan dan laki-laki adalah 1,1: 1. Perempuan sebanyak 163 pasien (52,58%) dan laki-laki 147 pasien (47,42%). Usia terbanyak: usia 46-55 tahun sebanyak 54 Pasien (17,42%). Obat kortikosteroid terbanyak: Methyl Prednisolon sebanyak 121 item obat (35,91 %). Diagnosis terbanyak: dermatitis sebanyak 31 Pasien (10%). Dokter Spesialis terbanyak: dokter spesialis THT sebanyak 61 pasien (19,68%). Hasil kesesuaian penggunaan kortikosteroid dalam peresepan yaitu sesuai, dengan persentase 100%. Upaya pencegahan terhadap efek samping terbanyak: pengukuran Berat badan dan tinggi badan sebanyak 310 pasien (100%). Pasien yang melakukan Tappering off kortikosteroid: 41 Pasien (13,23%). Hasil mengenai gambaran potensi interaksi obat berdasarkan Software Drug Interaction Fact sebanyak 56 pasien (18,06%).