Analisis Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas M.Taha Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan Periode Januari-Juni 2024

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes Melitus tipe 1 dan tipe 2 merupakan penyakit yang heterogen karena manifestasi klinis dan perjalanan penyakit dapat bervariasi. Penentuan klasifikasi sangat penting untuk menentukan terapi tetapi ada beberapa individu yang tidak bias diklasifikasikan secara pasti apakah dia menderita Diabetes Melitus tipe 1 atau tipe 2 pada saat diagnosis ditegakkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengobatan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas M.Taha Kecamatan Pasar manna Kabupaten Bengkulu Selatan Periode Januari – Juni 2024. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan data retropespektif yang meninjau rekam medis dan peresepan pasien pada periode Januari-Juni 2024 di Puskesmas M.Taha Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Hasil penelitian dari 83 sampel, pada karakteristik sosiodemografi pasien diabetes melitus tipe 2 berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak 49 pasien dengan persentase 59,04% dan berdasarkan kelompok umur paling banyak pada kelompok umur 46 – 55 tahun sebanyak 29 pasien dengan persentase 39,94%. Golongan dan jenis obat antidiabetik yang digunakan pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas M.Taha Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan Periode Januari – Juni 2024 yaitu golongan biguanid (metformin), dan golongan sulfonylurea (glibenklamid dan glimepirid). Pengunnan obat tunggal yang paling banyak diberikan adalah obat metformin sebanyak 57 pasien dengan persentase 87,69%. Karakteristik pola terapi pada pasien diabetes melitus tipe 2 terdiri dari terapi tunggal dan terapi kombinasi.terapi yang paling banyak diberikan adalah terapi tunggal sebanyak 65 pasien dengan persentase 78,31% dan golongan terapi kombinasi yang paling banyak diberikan adalah terapi kombinasi metformin dengan glibenklamid dengan persentase 55,56%. Hasil outcome klinis berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dilihat dari pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang paling banyak adalah hasil normal (<200) sebanyak 53 pasien dengan persentase 63,86%.